Membuat Judul Artikel yang Memikat Pembaca, Ini Caranya! Fakta bahwa minat baca warga Indonesia yang cukup rendah, menurut survey PISA tahun 2019 minat baca Indonesia menempati peringkat ke-62 dari 70 negara, membuat konten artikel memang menjadi tantangan tersendiri. Bukan hanya tentang mau nulis apa, tetapi lebih pada bagaimana jika tulisan saya tidak ada yang baca. Oleh karenanya, membuat judul yang memikat menjadi poin penting. Setidak-tidaknya, judul yang memikat akan membangkitkan rasa penasaran untuk membaca isinya. Memang, kamu bisa saja membuat judul yang bombastis nan kontroversial yang cenderung click bait. Namun, cukup banyak pembaca yang nyekip artikel dengan judul model seperti itu. Lantas, bagaimana cara bikin judul artikel yang memikat tanpa perlu menggunakan kalimat yang kontroversial? 1. Pakai kata kunci yang relevan Untuk membuat judul artikel yang memikat, gunakan kata kunci yang relevan dan tepat. Kata kunci ini akan membantu spill isi artikel keseluruhan. Selain itu, dari aspek SEO, kata kunci di judul juga akan meningkatkan visibilitas di mesin pencari. 2. Pakai bahasa yang deskriptif Memang, judul yang baik bukanlah judul yang terlalu panjang dan terkesan malah membuat sebuah deskripsi. Namun, untuk memikat target pembaca, kamu bisa membuat judul dengan bahasa yang deskriptif. Misalnya, "7 Destinasi Wisata Eksotis di Indonesia yang Wajib Dikunjungi" yang menggambarkan sebuah destinasi wisata yang eksotis. 3. Menambahkan angka Agar judul artikel yang kamu buat lebih menarik dan bikin penasaran, kamu juga bisa menambahkan angka. Cara ini cukup efektif karena akan memberi kesan bahwa ada banyak informasi yang informatif di dalam artikel yang kamu bagikan. 4. Bikin judul yang memicu emosi Tentu saja, emosi yang dimaksud di sini bukan amarah, melainkan lebih pada perasaan. Jika kamu berhasil meraih hati target pembaca melalui judul, bukan tidak mungkin artikel yang kamu buat akan mendapatkan banyak pembaca. Nah, kamu bisa menggunakan kata-kata dijudul yang bisa memicu emosi pembaca, terutama perasaan ingin tahu, senang atau bahkan tersentuh karena sedih. Dengan beberapa tips di atas, membuat judul artikel yang menarik dan memikat bisa lebih mudah. Kamu tentu bisa bereksplorasi dengan kata-kata untuk menemukan formula membuat judul yang lebih personal. Semoga bermanfaat!
Rohadi Apri’s Post
More Relevant Posts
-
CTA, Kenapa Penting untuk Konten Marketing? Saat bikin konten untuk keperluan marketing, CTA adalah perihal yang tak boleh dilupakan. Menjadi senjata untuk mempengaruhi pembaca mengambil langkah lanjutan seperti yang diinginkan, CTA atau Call to Action sedikit banyak mempengaruhi keberhasilan strategi marketing kamu. Ada beberapa alasan kenapa CTA ini begitu krusial menjadi bagian dari konten marketing, diantaranya: 1. Mendorong Tindakan Nyata Kamu gak pengen kan konten marketing yang dibuat dengan susah payah hanya berakhir menjadi bacaan saja? Nah, CTA bisa diandalkan untuk memberikan dorongan pada audiens untuk melakukan tindakan nyata. Dengan CTA yang dimasukkan, kamu bisa mengarahkan audiens untuk melakukan pembelian produk, menggunakan layanan, mendaftar newsletter atau juga mengisi survei. Tentu, peluang untuk closing pun cenderung lebih terbuka. 2. Meningkatkan Konversi Berbekal CTA yang efektif, kamu bisa meningkatkan tingkat konversi dari konten marketing yang dibuat. Bagaimana bisa? Ketika pembaca memiliki pemahaman yang lebih jelas dari paparan yang kamu berikan melalui konten yang berkualitas, maka mereka akan memiliki kecenderungan lebih untuk mengikuti tindakan kamu minta, yakni sesuai dengan action yang diharapkan. 3. Mengukur Efektivitas Konten Dengan menggunakan CTA, kamu juga bisa melakukan pelacakan bagaimana kinerja konten marketing yang kamu buat. Tentu saja, konten yang baik adalah konten dengan kinerja yang optimal dan menyumbang lebih banyak penghasilan. Nah, dari CTA yang digunakan, cek seberapa banyak target audiens yang melakukan tindakan seperti yang kamu minta. Dari data ini, kamu nantinya bisa menjadikannya sebagai pertimbangan untuk mengoptimalkan strategi pemasaran di masa yang akan datang. Selain beberapa poin di atas, CTA dalam konten marketing juga bisa membantu kamu membangun hubungan yang lebih dekat dengan target market. Ketika mereka mengklik button CTA dan menghubungi kontak, maka kamu bisa melakukan prospek pribadi untuk mengetahui apa yang diinginkan. Lantas, bagaimana cara membuat CTA yang efektif untuk mendapatkan lebih banyak konversi? Next kita bahas ya! image: standandstretch.com
To view or add a comment, sign in
-
Membangun Persona, Kunci Artikel Banyak yang Baca! Ketika nulis artikel, kita kerap menuangkan apapun yang ada dalam pikiran tanpa lebi dulu memikirkan persona. Bukan begitu? Nah, apa sih sebenarnya persona itu dan kenapa kita harus capek-capek memperhatikannya sebelum menuangkan ide menjadi sebuah tulisan -yang sebenarnya juga sudah cukup melelahkan? Secara singkat, persona adalah target pembaca dari artikel yang hendak kamu tulis. Bisa dikatakan bahwa menargetkan persona menjadi hal krusial dalam proses menulis artikel. Tanpa memikirkan persona, kamu bakal meraba-raba siapa yang akan menjadi pembaca. Efeknya, gaya menulis kamu cenderung tidak teratur dan artikel yang kamu tulis pun bisa jadi sepi pembaca. Lantas, bagaimana cara membangun persona untuk artikel yang hendak ditulis? Setidaknya ada dua hal yang bisa kamu lakukan: 1. Mengetahui Demografi Pembaca Saat hendak memetakan persona pembaca, kamu perlu mengumpulkan data demografis pembaca. Beberapa data yang dimaksud seperti usia, jenis kelamin, tingkat edukasi dan lainnya. Semakin banyak data demografis yang dimiliki, kamu bisa mengidentifikasi persona audiens dengan lebih akurat. Tentu, nantinya, kamu pun akan lebih mudah membuat artikel yang reader-based dan bisa mendapatkan pembaca yang lebih banyak. Langkah ini bisa dilakukan dengan mencari berbagai data yang diperlukan dari platform media sosial. Kamu bisa cek postingan lama kamu sebagai basis data siapa yang kerap memberikan reaksi pada postingan yang dibagikan. 2. Mencari Informasi Psikologis Audiens Pada tataran yang lebih profesional, kamu perlu mencari informasi psikologis audiens berkaitan dengan kebutuhan membangun persona. Langkah ini sebenarnya adalah langkah lanjutan dari data demografi yang kamu miliki. Berbekal data demografi tadi, kamu bisa mengolahnya dengan pendekatan psikologi. Dengan pendekatan ini, maka kamu akan mengetahui bagaimana psikologi pembaca yang membaca tulisan kamu. Hasilnya, artikel yang nanti kamu buat bisa menjawab apa yang mereka rasakan. Nah, untuk tingkat awal, lakukan saja langkah yang pertama. Coba cari informasi yang relevan dan bentuk persona audiens kamu untuk mendapatkan lebih banyak pembaca! image: prizecontent.com
To view or add a comment, sign in
-
Membuat Paragraf yang Baik, Gimana Sih? Barangkali, bahasan menulis paragraf yang baik adalah bahasan yang 'remeh'. Ya, kenapa penulisan paragraf perlu diatur-atur? Bukankah menulis itu bebas? Memang, menulis akan lebih baik jika dilakukan dengan kebebasan. Tapi, ketika dihadapkan dengan content readability, bounce rate atau YOAST, maka mau tidak mau, kita harus menyesuaikan kebebasan tersebut. Artinya, penulisan paragraf harus diatur ulang. Menulis artikel SEO memang gampang-gampang susah. Kamu mungkin ingin menulis sebuah penjelasan yang panjang lebar agar lebih detail. Namun, paragraf yang terlalu panjang membuat kesan visual yang tidak rapi. Efeknya, target pembaca merasa malas, content readability rendah dan karena banyak di-skip, maka bounce rate halaman pun menjadi tinggi dan skor YOAST pun menurun. Kalau sudah begini, optimasi SEO yang dilakukan pun tidak optimal. Repot, bukan? Lantas, bagaimana cara membuat paragraf yang baik untuk sebuah artikel SEO yang lebih friendly? Karena panjang paragraf mempengaruhi keterbacaan atau readability konten, maka gunakan paragraf yang pendek. Kesan visual paragraf pendek tentu lebih menarik dan membuat pembaca cenderung bersemangat untuk membaca. Untuk hal ini, kamu bisa menyusun paragraf dengan panjang sekitar tiga hingga lima kalimat saja. Selain itu, gunakan subjudul yang sesuai. Ya, dengan subjudul, kamu bisa memecah bahasan menjadi lebih relevan. Serta, subjudul akan membantu mesin pencari untuk memahami topik yang dibahas sehingga proses indexing pun akan lebih cepat. Karena tentang artikel SEO, kamu perlu mengoptimalkan kata kunci dan memasukkannya secara alami untuk meningkatkan relevansi kalimat. Serta, tambahkan link internal ataupun eksternal pada pembahasan tersebut. Kedua jenis link ini bisa dijadikan opsi untuk memberikan penjelasan tambahan pada kata tertentu serta meningkatkan kekuatan optimasi SEO konten. Tentu, selain beberapa penjelasan di atas, tips lain seperti menggunakan kalimat yang efektif, memperhatikan diksi atau memastikan kalimat satu dengan lainnya nyambung tetap harus digunakan. Nah, coba terapkan tips mudah ini untuk membuat artikel SEO yang kamu mau! Gambar: leverageedu.com
To view or add a comment, sign in
-
Meningkatkan Content Readability, Ini Caranya! Apa yang kamu rasakan ketika membaca sebuah konten dengan paragraf yang terlalu panjang dan terkesan bertele-tele? Lelah, kehilangan mood untuk membaca atau bahkan merasa kok tulisannya seperti ini, sih? Nah, perlu digaris bawahi bahwa konten yang bisa dibaca belum tentu memiliki keterbacaan yang baik. Padahal, agar konten tidak terasa membosankan, keterbacaan konten adalah hal yang penting dan harus diupayakan. Terlebih, dalam konteks optimasi SEO, keterbacaan konten akan mempengaruhi posisi konten di SERP serta mengurangi bounce rate website. Ada beberapa cara yang cukup efektif untuk meningkatkan content readability sehingga konten kamu lebih disukai pembaca dan dibaca dari awal hingga akhir, diantaranya: 1. Menggunakan Kata-kata yang Sederhana Memang, beberapa kalangan menganggap bahwa menggunakan istilah yang jelimet akan meningkatkan derajat sosial mereka. Sebenarnya gak salah juga sih, cuma masalahnya adalah bagaimana hasilnya jika ia -si penulis, tidak bisa memberikan penjelasan yang clear tentang istilah tersebut dan terkesan hanya inserting istilah saja? Maka, menggunakan kata-kata yang sederhana adalah opsi yang lebih baik. Dengan kata-kata yang lebih sederhana, isi konten bisa dipahami dengan lebih mudah dan tentu saja content readability akan meningkat. Selain itu, bukankah mereka yang pandai bisa menjelaskan konsep rumit dengan bahasa yang sederhana? 2. Membuat Kalimat yang Pendek Kalimat yang terlalu panjang akan membuat paragraf terkesan mbulet dan bertele-tele. Makanya, agar keterbacaan konten meningkat, buat kalimat yang relatif pendek seperti bisa selesai dibaca dalam satu tarikan nafas. Terkait hal ini, satu kalimat yang ditulis idealnya tidak lebih dari 20 kata. Tapi, jika memang perlu menuliskan kalimat panjang dengan jumlah kata lebih dari 20, maka usahakan komposisinya tidak lebih dari 25% keseluruhan konten. Perlu diingat juga bahwa panjang kalimat berpengaruh pada sisi visual. Bisa jadi, ada pembaca yang enggan meneruskan bacaannya karena visual paragraf yang terlalu panjang dan penuh. 3. Gunakan Kalimat Aktif Agar readability konten yang kamu bikin meningkat, maka sebaiknya kamu menggunakan kalimat aktif. Alasannya, kalimat aktif cenderung lebih mudah dipahami oleh pembaca. Selain itu, kalimat aktif pun bisa membantu kamu menulis paragraf yang tidak terlalu panjang. Lantas, apakah tidak boleh menulis kalimat pasif? Tentu saja boleh. Hanya saja, batasi jumlah kalimat pasif sekitar 5% saja. Setidaknya, itu tips yang cukup efektif meningkatkan content readability. Sebagai tambahan, agar visual konten lebih menarik, jangan lupa menambahkan gambar atau infografis di dalam konten kamu. Semoga bermanfaat! gambar: medium.com
To view or add a comment, sign in
-
Selain itu, clickbait juga efektif untuk meningkatkan page views. Berbekal judul yang sedikit kontroversial, misalnya, kamu bisa membuat target pembaca penasaran dan akhirnya mengunjungi konten tersebut. #konten #clickbait #menuliskonten
To view or add a comment, sign in
-
Menemukan Gaya Menulis yang “Aku Banget”, Bagaimana Caranya?
Rohadi Apri on LinkedIn
To view or add a comment, sign in
-
Menemukan Gaya Menulis yang “Aku Banget”, Bagaimana Caranya?
Rohadi Apri on LinkedIn
To view or add a comment, sign in
-
Menemukan Gaya Menulis yang “Aku Banget”, Bagaimana Caranya?
Rohadi Apri on LinkedIn
To view or add a comment, sign in