Header Ads

Vivin Guru Seks Pribadiku


LAGU303 - Saat pertama kali di interview aku diterima oleh pada Receptionist-nya, sebut saja namanya Vivin. Waktu itu aku pun sama sekali tidak begitu untuk memperhatikannya (maklum lah sedikit grogi, interview yang pada pertama kalinya). Walaupun sekilas wajahnya itu terlihat memang cukup cantik dengan berwarna kulit putih bersih serta pada tinggi sekitaran 170 cm lumayan cukup tinggi bukan.




Akhirnya aku pun telah diterima bekerja dengan kini masa percobaan 3 bulan (sekarang aku sudah pegawai tetap). Aku mulai akrab dengan Vivin yang diawali dengan pada makan siang dan juga pada waktu itu saat ia sedang “free” dikarenakan barusan saja pisah dengan pacarnya (ia telah menceritakan kepadaku dengan secara detail mengenai saat pacarannya).




Sejak itulah aku ini sering bareng bersama-sama dia kalau sepulang dari kantor, hingga pada suatu hari ia pun mengajakku sesudah nantinya pulang kantor (dia mau ingin membicarakan sesuatu) ke tempat kost-kosan nya dimana ia pun bisa leluasa untuk bercakap-cakap dengan ku ini (kebetulan juga pada saat waktu itu anak-anak kos an lainnya pada pulang kampung semua).





“Indra (nama samaran)”, katanya sambil untuk menutup pintu kamar (kos-nya cowok boleh bisa mengobrol dikamar).


“Ya, Vin.. “ jawabku sambil meminum Es teh manis yang telah disediakannya.”Masa dalam selama ini kamu nggak ada ngerasa apa-apa?”


“Apa-apa gimana nya sih maksudmu”, jawabku yang benar-benar nggak tahu.


“Apakah aku ini harus berterus terang terhadap kepadamu mengenai dalamnya perasaanku”, suaranya pun mulai agak sedikit lembut.




Aku pun agak sedikit kaget mendengar pada nada bicaranya (memang pada saat akhir-akhir ini dia itu kalau memandangku agak sedikit terkesan menatap) namunnya aku tidak mempersoalkannya dikarenakan takut ke-GR-an. Disamping itu pun aku jarang bisa untuk akrab, sering bisa grogi bila untuk bersahabat akrab dengan yang namanya seorang wanita (kemungkinan sifat maluku ini yang agak sedikit tidak bisa aku kurangi).


“Lho jika memang nya kamu mau menceritakan, yah terus terang aja lah”, ucapku  dengan nada lurus.


Akhirnya pun dia mengutarakan bahwa sejak bertemunya waktu untuk pertama kali denganku ini ada rasa “bagaimana gitu” didalam hatinya. Dan juga setelah menunggu yang sangat cukup lama (katanya dia sih sudah kasih untuk signal-signal akan tetapi aku tidak begitu meresponnya) dia pun kini memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaannya.




“Vivin, sebenarnya aku pun sudah lama sekalil memendam perasaan itu, namun nya kamu tahu sendirikan aku ini orangnya kayak seperti apa…, aku yang sudah tahan perasaan itu”, jawabku yang sekenanya karena pada dasarnya dalam hatiku tidak mencintainya, cuman mengakui bahwa dia itu cukup sangat cantik, itu saja.


“Benar Ndra”, jawabnya kini sambil menatapku hingga dalam-dalam, aku hanya bisa mangangguk. Dalam Beberapa detik kemudian wajah nya kini hanya bisa beberapa centi dengan wajahku ini. Secara refleks langsung kukecup keningnya, pipinya dan juga pada akhirnya kukecup lembut pada bibirnya. Dia pun rupanya cukup sedikit agresif bahkan sambil menggigit kecil pada lidahku dan juga mempermainkannya.





“Ehmm… ehmm… ehmm…” desahnya yang sangat halus sambil tangannya mencoba melingkar dipundakku. Dengan Secara naluri tanganku ini mulai mengusap-usap pada bagian punggungnya (walaupun Vivin masih kini memakai pakaian kerja. Hal ini pun berlangsung sekira-kira dalam 5–10 menit).




Lama-lama tanganku ini mulai gentayangan ke dalam dadanya lalu mencoba menyusup kebagian balik bajunya. Dengan sangat lembut aku pun mengusap-usap susunya (walaupun kini masih tertutup dengan BH). Mungkin dikarenakan sama-sama sudah bernafsu maka hanya dalam untuk beberapa menit saja kami sudah berbugil ria.




Aku bergumul dengan sangat cukup lama, sambil untuk tidak melepaskan ciuman di bibir nya dan juga tanganku yang kini meremas-remas pada bagian susunya. Sedangkan pada tangannya pun mulai mengelus-elus dengan penisku yang sudah sangat terbilang tegang berat.


Aku pun lalu memciuminya dari bibir, kuping, leher, hingga susu dan juga akhirnya sampai kebagian kemaluannya. Desahannya pun semakin sering terdengar dan juga agak kencang volumenya. Tanpa kini kusadari tangannya sudah mememagang penisku dan hingga langsung mengarahkannya kepada vaginanya.




Aku pun hingga naik turun dengan semangat sepenuh nafsuku sampai pada… “Akhh… sss… akhhh…” desahan Vivin semakin kuat sambil mencoba tangannya menjambak rambutku. Bibirku juga digigitnya hingga kuat-kuat. “Aku hampir keluar Ndra!” jawabnya kini sambil meracau.


“Tahan Tunggu Sebentar yah”, pintaku padanya sambil dengan tanganku semakin keras untuk meremas susu kirinya, sedangkan pada susu kanannya aku hisap sampai dalam-dalam.


Pada Akhir puncaknya kami berbarengan denganku, “sshhh… uhhh… oohhh… Indraa, Vivin keluaarrrrrr…” katanya.




“Ohhh… Vivinnn aku juga…” kataku.




Setelah itu aku mencium keningnya dan juga pada bibirnya dengan sangat lembut, aku lihat dari matanya telah menetes membasahi pada pipi. Ternyata bagi Vivin dan juga diriku ini adalah hal yang baru pertama kalinya.



Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.