Dukung SayaDukung Pakde Noto di Trakteer

[Latest News][6]

abu nawas
abunawas
berbayar
Budaya
cerkak
cerpen
digenjot
gay
hombreng
horor
hot
informasi
LGBT
mesum
misteri
Novel
panas
thriller

GAIRAH TERLARANG 9

GAIRAH TERLARANG 9
BERBAYAR

GT 5 FULL EPISODE

GT 5 FULL EPISODE
BERBAYAR

GT 6 FULL EPISODE

GT 6 FULL EPISODE
BERBAYAR

JATUH CINTA DENGAN PENJUAL BAKSO

JATUH CINTA DENGAN PENJUAL BAKSO
BERBAYAR

GT 8

GT 8
BERBAYAR

JURAGAN

JURAGAN
BERBAYAR

Labels

DERITA HIDUP SANG PENJUDI PART 1

 PART 1

Joko duduk sambil menggelar nafas panjang. Dihisapnya sebatang rokok sebelum menenggak air mineral untuk menenangkan diri.

Suara ramai di sekitar kosnya masih terdengar meski hari beranjak malam. Konsentrasinya pun buyar dalam menyusun kalimat demi kalimat.

Joko adalah seorang mahasiswa semester akhir yang tengah menyusun skripsi, namun dirinya terkendala karena bertempat tinggal di sebuah kos-kosan yang sangat ribut. Hal tersebut membuat dirinya menjadi tidak berkonsentrasi untuk mengerjakan skripsi. Bagaimanapun juga dia harus segera mencari jalan keluar dari masalah tersebut.

Setelah merenung beberapa saat dia pun memutuskan mencari tempat kos lain yang suasana mendukung.

****

Keesokan harinya.

Joko mencari informasi hingga pada akhirnya dia menemukan sebuah kos-kosan yang lumayan murah dan sepi. Tempat tersebut diisi oleh para pegawai yang sudah bekerja. Tentu sangat cocok bagi Joko yang butuh konsentrasi mengerjakan skripsi karena pada saat pagi hari penghuni kos-kosan berangkat kerja dan malam harinya sudah tentu istirahat untuk tidur.

Kos-kosan tersebut terdiri dari dua lantai yang terdiri 18 kamar, tapi di lantai 1 tidak ditempati karena selalu terkena banjir, sedangkan di lantai 2 hanya berisi 5 kamar yang sudah terisi termasuk kamarnya.

Segera dia mulai mengerjakan tugasnya.

Tidak butuh lama baginya untuk mengenal penghuni kos lain. Dengan begitu dia merasa nyaman dan juga tidak ada yang perlu dikhawatirkan tentang barang-barang berharganya.

****

Sebulan kemudian.

Ketika Joko pulang ke kosnya dia menjumpai empat orang mas-mas berada di depan gerbang.

Tampak mereka semua berpakaian selayak karyawan.


Saat melihat kehadirannya, salah seorang menghentikan lalu bertanya. “Mas, apakah yang kos di sini? Ada yang namanya Hermawan?”

Joko Lantas menjawab bahwa benar ada yang bernama Hermawan dan Kebetulan tinggal di samping kamarnya.

Mereka pun langsung meminta pada Joko agar mengantar ke kamar pemuda keren tetangganya itu.

Langsung saja Joko mengajak ke 4 orang yang tidak dikenalnya itu menuju kamar Hermawan sekalian saja dia masuk ke dalam.

Tidak ada hal aneh ataupun merasa curiga. Yang dipikirkan Joko mengira jika orang-orang tersebut adalah teman kantor Hermawan.

Ketika sampai di kamar Joko menunjukkan tempat Hermawan.

Salah satu dari mereka mengetuk pintu dan terlihat Hermawan keluar dengan raut muka yang sangat beda dan marah, sementara Joko sendiri langsung masuk ke kamarnya.

Terdengar perdebatan antara Hermawan dan para pemuda itu. Joko baru sadar kalau sepertinya mereka bukan teman kantor dan Joko yang tidak mau ikut campur langsung memasang headset lalu menyalakan lagu kesayangan.

****

Satu minggu kemudian.

Joko dikagetkan dengan seseorang yang mengetuk pintu kamar Hermawan dengan sangat kuat sambil berteriak menyebut nama Hermawan.

Tok! Tok Tok!

“Hermawan, keluar!”

Tok! Tok Tok!

“Hermawan!”

“Hermawan!”

Langsung saja Joko keluar dari kamarnya untuk melihat kondisi di luar. Ternyata ada dua orang di depan kamar Hermawan yang mana mereka adalah bagian dari sekelompok mas-mas yang pernah diantar ke kamarnya Hermawan waktu itu.

Melihat Joko berdiri mematung dua pria tersebut dengan raut marah menanyakan Di mana keberadaan Hermawan.

“Ke mana Hermawan, ha!”

Karena sudah 3 hari ini Joko tidak pernah melihat Hermawan maka dia pun menjawab apa adanya.

Seketika dua orang tersebut langsung beranjak meninggalkan Joko. Mereka berpesan pada Joko agar langsung menyuruh Hermawan menemui mereka.

 Joko yang agak bingung hanya mengiyakan tanpa bertanya apa pun. Dia memandang langkah 2 orang tegap tersebut sampai menghilang.

Saat Joko hendak beranjak masuk, kali ini giliran ibu kos yang datang mencari Hermawan dan tentu saja Joko yang menjadi pelampiasan amarah sang ibu kos karena Hermawan sudah menunggak selama 3 bulan.

“Janji-janji saja tidak pernah ditepati!” Ibu kos coba berteriak memanggil sambil menggedor pintu kamar Hermawan, tapi tampaknya pemuda itu memang tidak ada di dalam.

Lagi-lagi Joko mendapat pesan agar segera lapor jika Hermawan menampakkan batang hidungnya.

Joko masuk kamar sepeninggal ibu kos. Joko yang menenggak air mineral terkejut saat mendengar suara sesuatu jatuh yang sangat kuat dan berat.

Gedebuk!

Suara tersebut berasal dari kamar sebelah yang tidak lain adalah kamar Hermawan.

Sejenak Joko berpikir jika Hermawan mungkin sedang bersembunyi di dalam, tapi dia tidak mau ikut campur urusan kawan kosnya itu hingga membiarkan saja tanpa mencari tahu di kamar Hermawan.

****

Di malam harinya.

Salah satu penghuni kos lain bertanya pada Joko mengapa Hermawan tidak terlihat selama 3 hari terakhir.

Kawan kos yang bernama Bagas itu menceritakan tentang ibu kos yang selalu bertanya keberadaan Hermawan, selain itu juga tentang para penagih yang juga menanyakan Hermawan.

Obrolan mereka berlanjut mengarah pada asal dan tempat tinggal Hermawan. Rupanya Bagas yang lebih dulu tinggal satu kos dengan Hermawan lebih paham tentang asal-usul pemuda tersebut.

Demi rasa simpati, Bagas mengajak Joko untuk berkunjung ke desa Hermawan yang tidaklah jauh dari lokasi kos, mungkin membutuhkan perjalanan sekitar satu jam saja untuk sampai ke rumahnya.

Sebenarnya ada rasa enggan di hati Joko, apalagi dia masih dalam proses menyelesaikan tugas skripsi, tapi dia juga berpikir untuk merefresh pikirannya yang kacau beberapa hari terakhir.

Mungkin dia akan sedikit tenang dan lega jika menemani Bagas sekalian jalan-jalan.

Joko pun setuju dengan ajakan Bagas, namun sebelum itu, Joko mengajak untuk mengecek sekali lagi ke kamar Hermawan. Joko memberitahukan jika siang tadi mendengar suara keras dari dalam kamarnya.

****

Sesuai rencana.

Di libur akhir pekan berangkatlah Bagas dan Joko dengan bersepeda motor.

Mereka berangkat selepas asar yang juga berencana akan jalan-jalan untuk bersantai dari kegiatan yang menguras tenaga serta pikiran tentu saja tempat yang dituju sudah disepakati juga tempat untuk menginap malam nanti.

Sebenarnya Joko dan Bagas yang merupakan salah satu pegawai di sebuah perusahaan milik negara belum terlalu akrab. Mereka hanya saling bertegur sapa saja, sangat jarang melakukan obrolan panjang, tapi sekali berbincang-bincang mereka tampak langsung akrab satu sama lain, ditambah lagi mereka sama-sama cukup dekat dengan Hermawan sehingga rasa peduli itu pun bisa bangkit terutama Bagas yang memang sudah cukup lama mengenal Hermawan.

Baca Part 2 Di sini

PAKDE NOTO

Baca juga cerita seru lainnya di Wattpad dan Follow akun Pakde Noto @Kuswanoto3.

No comments:

Post a Comment

Start typing and press Enter to search