Rabu, 26 Februari 2014

Laporan Praktikum Biologi "Mengamati Struktur Tubuh Jamur"


LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI
Mengamati Struktur Tubuh Jamur


A.    Tujuan
Mengamati Struktur Tubuh Jamur Tempe (Rhizopus Oligosporus) Dan Jamur Roti (Rhizopus Stolonifer).

B.     Dasar Teori
Jamur merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof, tipe sel: sel eukarotik. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Reproduksi jamur, ada yang dengan cara vegetatif ada pula dengan cara generatif.
Struktur Tubuh
Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar yang ukurannya mencapai satu meter. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.
Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik.
Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik. Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma.
Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat.
Pembagian Jamur Dalam Enam Divisi :
1.      MYXOMYCOTINA (Jamur lendir)
·         Myxomycotina merupakan jamur yang paling sederhana.
·         Mempunyai 2 fase hidup, yaitu:
-          fase vegetatif (fase lendir) yang dapat bergerak seperti amuba, disebut plasmodium
-          fase tubuh buah
·         Reproduksi : secara vegetatif dengan spora, yaitu spora kembara yang disebut myxoflagelata.
Contoh spesies : Physarum polycephalum
2.      OOMYCOTINA
·         Tubuhnya terdiri atas benang/hifa tidak bersekat, bercabang-cabang dan mengandung banyak inti.
·         Reproduksi:
-          Vegetatif : yang hidup di air dengan zoospora yang hidup di darat dengan sporangium dan konidia.
-          Generatif : bersatunya gamet jantan dan betina membentuk oospora yang selanjutnya tumbuh menjadi individu baru.
Contoh spesies:
a.      Saprolegnia sp. : hidup saprofit pada bangkai ikan, serangga darat maupun air.
b.      Phytophora infestans: penyebab penyakit busuk pada kentang.
3.      ZYGOMYCOTINA
·         Tubuh multiseluler.
·         Habitat umumnya di darat sebagai saprofit.
·         Hifa tidak bersekat.
·         Reproduksi:
-          Vegetatif: dengan spora.
-          Generatif: dengan konyugasi hifa (+) dengan hlifa (-) akan menghasilkan zigospora yang nantinya akan tumbuh menjadi individu baru.
Contoh spesies:
a.      Mucor mucedo : biasa hidup di kotoran ternak dan roti.
b.      Rhizopus oligosporus jamur tempe.
4.      ASCOMYCOTINA
·         Tubuh ada yang uniseluler dan ada yang multiseluler.
·         Ascomycotina, multiseluler, hifanya bersekat dan berinti banyak.
·         Hidupnya: ada yang parasit, saprofit, ada yang bersimbiosis dengan ganggang membentuk Lichenes (Lumut kerak).
·         Reproduksi:
-          Vegetatif : pada jamur uniseluler membentuk tunas-tunas, pada yang multiseluler membentuk spora dari konidia.
-          Generatif: Membentuk askus yang menghasilkanaskospora.
Contoh spesies:
a.      Sacharomyces cerevisae: sehari-hari dikenal sebagai ragi.
-          berguna untuk membuat bir, roti maupun alkohol.
-          mampu mengubah glukosa menjadi alkohol dan CO2 dengan proses fermentasi. 
b.      Neurospora sitophila: jamur oncom.
c.       Peniciliium noJaJum dan Penicillium chrysogenum: penghasil antibiotika penisilin.
d.      Penicillium camemberti dan Penicillium roqueforti: berguna untuk mengharumkan keju.
e.       Aspergillus oryzae: untuk membuat sake dan kecap.
f.       Aspergillus wentii: untuk membuat kecap
g.      Aspergillus flavus: menghasilkan racun aflatoksin  hidup pada biji-bijian. flatoksin salah satu penyebab kanker hati.
h.      Claviceps purpurea: hidup sebagai parasit padabakal buah Gramineae.
5.      BASIDIOMYCOTINA
·         Ciri khasnya alat repoduksi generatifnya berupa basidium sebagai badan penghasil spora.
·         Kebanyalcan anggota spesies berukuran makroskopik.
Contoh spesies:
a.      Volvariella volvacea: jamur merang, dapat dimakan dan sudah dibudidayakan
b.      Auricularia polytricha: jamur kuping, dapat dimakan dan sudah dibudidayakan
c.       Exobasidium vexans: parasit pada pohon teh penyebab penyakit cacar daun teh atau
blister blight. 
d.      Amanita muscaria dan Amanita phalloides: jamur beracun, habitat di daerah subtropics
e.       Ustilago maydis: jamur api, parasit pada jagung.
f.        Puccinia graminis: jamur karat, parasit pada gandum.
6.      DEUTEROMYCOTIN
Nama lainnya Fungi Imperfecti (jamur tidak sempurna) dinamakan demikian karena pada jamur ini belum diketahui dengan pasti cara pembiakan secara generatif. Contoh : Jamur Oncom sebelum diketahui pembiakan generatifnya dinamakan Monilia sitophila tetapi setelah diketahui pembiakan generatifnya yang berupa askus namanya diganti menjadi Neurospora sitophila dimasukkan ke dalam Ascomycotina.
Banyak penyakit kulit karena jamur (dermatomikosis) disebabkan oleh jamur dari golongan ini, misalnya :Epidermophyton fluocosum penyebab penyakit kaki atlit, Microsporum sp.,Trichophyton sp. penyebab penyakit kurap.
a.      MIKORHIZA
Mikorhiza adalah simbiosis antara jamur dengan tumbuhan tingkat tinggi, jamur yang dari Divisio Zygomycotina, Ascomycotina dan Basidiomycotina.
b.      LICHENES/LIKENES
Likenes adalah simbiosis antara ganggang dengan jamur, ganggangnya berasal dari ganggang hijau atau ganggang biru, jamurnya berasal dari Ascomycotina atau Basidiomycotina. Likenes tergolong tumbuhan pionir/vegetasi perintis karena mampu hidup di tempat-tempat yang ekstrim.
Contoh :
·         Usnea dasypoga
·         Parmelia acetabularis

C.     Alat dan Bahan

Alat
·         Microskop
·         Kaca obyek
·         Kaca penutup
·         Pipet
·         Gelas kimia
Bahan
·         Air
·         Tempe
·         Roti
·         Tusuk gigi


D.    Cara Kerja

1.      Mengambil bagian putih dari tempe (bukan kedelai / bungkilnya ) dengan menggunakan tusuk gigi.
2.      Meletakkan diatas obyek yang telah ditetesi air, sedikit dikocek agar benang-benangnya terurai, kemudian tutup dengan gelas penutup.
3.      Mengamati dengan meggunakan mikroskop, mulai dari perbesaran lemah sampai denagn 100 kali.
4.      Menggambar hasil pengamatan.
5.      Ulangi langkah diatas pada pengamatan roti busuk.

E.     Hasil pengamatan

Hifa tidak bersekat
 
Hifa tidak bersekat
 
Hifa tidak bersekat

 
Gb
Pengamatan pada jamur tempe
Pengamatan pada jamur roti

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, dalam jamur tempe terdapat spora, sporangium, sporangiosfor, stolon dan rizoid. Baik jamur tempe maupun jamur roti sama-sama memiliki hifa yang tidak bersekat.

 1.      Jamur Pada  Tempe (Rhizopus oryzae)
Rhizopus oryzae memiliki tiga tipe hifa, yaitu :
a.       Stolon, hifa yang membentuk jaringan pada permukaan subtrat.
b.      Rizoid, hifa yang menembus subtrat dan berfungsi sebagai jangkar untuk menyerap makanan.
c.       Sporangiofor, hifa yang tumbuh tegak pada permukaan subtrat dan memilikisporangium globuler di ujungnya.
Reproduksi Rhizopus oryzae secara aseksual dengan spora nonmotil yang dihasilkan oleh sporangium, sedangkan reproduksi seksualnya dengan cara konjugasi.

2.      Jamur Pada Roti Basi (Rhizopus stolonifer )
Klasifikasi menurut Inge L Birsyam
Kingdom  : Plantae
Divisio     : Zygomycota
Classis     : Zygomycetes
Ordo       : Mucorales
Familia    : Mucoraceae
Genus     : Rhizopus
Spesies    : Rhizopus stolonifer
Rhizopus stolonifer  merupakan jamur yang hidup pada roti, biasanya berwarna biru kehitam-hitaman, mempunyai maselium yang luas, bercabang-cabang, tak bersepta, miselium yang tak bersepta dan berinti banyak disebut sonosit. Septanya dibentuk pada batas alat-alat reproduksi seperti sporangium, gametangium, juga terbentuk pada miselium tua. Miselium sering membentuk rhizoid. Sporangium dari hifa yang mendukungnya terpisah oleh satu sekat, yang menonjol kedalam sporangium; tonjolon ini dinamakan kolumela.

 F.      Pembahasan
1.      Benang halus yang berwarna putoh dari jamur tempe/jamur oncom merupakan penyusun tubuh jamur yang disebut apa?
Hifa adalah benang halus yang berwarna putih dari jamur tempe, jamur nasi dan jamur roti yang merupakan penyusun tubuh jamur.
2.      Apa nama jalinan benang yang tersusun oleh cabang-cabang hifa?
Miselium adalah jalinan benang yang tersusun oleh cabang-cabang hifa.
3.      Samakan struktur hifa jamur tempe dengan hifa jamur oncom? Hifa mana yang tidak memiliki sekat?
Hifa jamur tempe dan jamur oncom berbeda. Jika jamur tempe tidak bersekat dan jika jamur oncom bersekat.
4.      Bagaimana jumlah dan letak inti pada hifa jamur tempe?
Jumlah inti jamur tempe banyak dan letaknya tersebar.
5.      Apakah inti sel memiliki selaput inti? Sel yang memiliki inti semacam ini disebut apa?
Inti sel mempunyai selaput inti dan hal ini disebut eukaryotik.
6.      Jamur tempe mana spesiesnya Rhizopus oligosporu, apa nama genusnya? Sebutkan jenis lain yang termasuk dalam genus ini!
Nama genus dari Rhizopus oligosporus adalah Rhizopus dan jenis lainnya adalah Rhizopus stolonifer dan Rhizopus nigricans.
7.      Jamur tempe termasuk Zygomycota, sedangkan jamur oncom termasuk Ascomycota. Berdasarkan hasil pengamatanmu, perbedaan apa yang tampak antara kedua kelompok jamur tersebut.
No
Zygomycota
Ascomycota
1.
Hidup di lingkungan darat
Berstruktur askus
2.
Saprofit
Saprofit/parasit
3.
Multiseluler
Uniseluler/multiseluler
4.
Hifa tidak bersekat
Hifa bersekat
5.
Tidak berspora flagel
Berspora
6.
Dihasilkan zigospora
Dihasilkan askospora

G.    Kesimpulan
Dari pengamatan yang kami lakukan, ternyata struktur tubuh jamur tempe (Rhizopus Oligosporus)  dan jamur roti (Rhizopus Stolonifer) sama dengan ciri-cirinya yaitu miselium banyak dan tidak bersekat (senositik) dan tergolong kedalam genus Zygomycota. Perbedaan yang nampak hanya terletak pada warna hifa, yaitu oligosporus berhifa putih sedangkan stolonifer berhifa hitam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Additive Food and Its Influence for Human Health

ADDI TIVE FOOD AND ITS INFLUENCE FOR HUMAN HEALTH             Additive food is substances that are added to food in a little a...