Official Blog of Nugi Nugraha || Member of Google Corp & Blogger - Since 2011 || Copyrights 2011 - 2024 by Personal Blog & Google

Minggu, 21 Mei 2023

Forgive For Myself / Memaafkan Diriku Sendiri


 

Caraku memandang dunia hingga sejauh ini sangatlah jauh berbeda berubah, kebenaran bagiku adalah apa yang aku nilai benar dan tidak ada kesalahan yang mutlak tanpa alasan ataupun sebuah pemikiran. Sesalah apapun perbuatan orang masih bisa diperbaiki melalui banyak cara dan berbagai upaya. 

Tentang orang yang katanya paling mengerti kita, kita hanya harus melihat perlakuannya bukan mendengarkan perkataannya. Dan, semua tergantung dari sisi mana kita melihatnya.



"Kenapa aku bisa bertahan sejauh ini?"


Ah. Terlalu panjang.

Pernah merasakan rasa sakit? 


Kamu tahu apa yang paling menyakitkan? 

Disaat ada orang yang berkata bahwa dia membenci sifatku bukan diriku. 

Dia lupa bahwa sifatku ada dalam diriku. Dia lupa bahwa diriku adalah kehidupanku. 

Dia lupa bahwa apa yang aku lakukan adalah siapa diriku yang sebenarnya. 

Dan dia lupa bahwa dia orang yang mengatakan itu dengan jelas adalah orang yang tidak lebih baik dari diriku, bahkan tidak ada apa-apanya dari apa yang sudah aku lalui sejauh ini.

Apakah hanya karena dia merasa sedikit lebih baik kemudian dia berhak mengatakan semua itu?

Ya? 

Tidak?


Aku bisa menerima semua itu. 

Aku tidak bisa mengontrol ucapan yang keluar dari mulut orang lain, entah itu disengaja ataupun tidak. Yang pasti sadar ataupun tidak yang namanya perkataan itu tidak akan pernah bisa dikembalikan ke dalam mulut orang yang mengatakannya.



Hidupku adalah pilihanku, hidupku bukan milikmu, bukan miliknya, bukan milik siapapun, hidupku adalah milikku sesuai dengan apa yang aku mau, jika aku mendatangimu bukan berarti itu karena aku menginginkanmu, tapi karena aku tahu dan sadar bahwa dalam hati orang seperti diriku saja masih tersimpan banyak rasa bahagia ketika melihat orang lain bahagia, senang ketika menyaksikan senyum dari wajah orang yang dari semula tidak tahu bahwa dunia ini bukan hanya tentang kekecewaan dan hal-hal yang menyakitkan saja, karena banyak hal yang tidak pernah dia lihat ketika dia hanya tertunduk dan hanya fokus dengan apa yang dia rundungkan setiap saat.



Hidup tidak selalu seperti apa yang kita inginkan, bahkan harus menjalani kehidupan dengan apa yang tidak pernah terpikirkan.

Untuk hidup, untuk bertahan hidup, untuk melanjutkan hidup, butuh langkah pertama untuk semua hal yang tidak pernah dikehendaki sebelumnya. 

Hanya perlu satu keberanian awal untuk memulai dan menjalaninya hingga akhir. 

Melelahkan? Tentu saja. 

Justru disitulah semua energi akan kembali terisi dan ingatan yang tidak pernah terhenti, hanya karena percikan air, apakah kamu akan menyerah? Padahal kamu sudah pernah melewati derasnya badai. 



Saat seseorang mampu melakukan segalanya sendiri, menyelesaikan masalah sendiri, menghadapai problematika kehidupan sendiri, keluarga, pertemanan, keuangan, dan segala sesuatu sudah bisa terkontrol dengan baik oleh dirinya sendiri untuk kebaikannya sendiri dan dia berhasil dengan semua itu. Tapi, ketika ada orang yang mengusap kepalanya dan bertanya, "apakah kamu baik-baik saja?". Sederhana? Iya, tapi apakah dia masih mampu melawan kenyataan dan mengabaikan kehadiran orang baru dalam hidupnya? 



Ketika seseorang berbuat jahat, berbuat buruk, berbuat hal-hal yang tidak baik, mungkin dia bisa menerima semua itu dengan damai dan tanpa penyesalan sedikitpun, tapi apakah dia juga ingin semua itu terjadi kepada orang yang dia sayang?

Kalau aku pribadi, rela melakukan apa saja asalkan dia aman, bahagia dan semuanya baik-baik saja. 

Tidak peduli seberapa banyak masalah yang akan aku hadapi, tidak peduli seberapa besar cobaan yang harus aku lewati, semuanya sudah pernah aku lewati, karena aku selalu yakin serumit apapun kedepannya tidak akan berarti apa-apa bagiku. Apalagi tujuannya adalah untuk dia. Ya, untuk orang yang aku sayangi.



Tidak ada rasa sayang dan rasa peduli yang berasal dari rasa bersalah ataupun rasa kecewa, karena semua itu sudah tertanam dari hati setiap orang entah orang itu berprilaku baik atau sebaliknya, tergantung orang itu apakah menginginkannya untuk terlihat dan ditunjukkan atau hanya bersikap munafik hingga tersimpan dan terkubur semakin dalam hingga tidak ada lagi satu kebahagiaan pun dalam hidupnya. 

Ingat! Bagaimana hidupmu akan bahagia jika masih mengindari dan menyembunyikan apa yang seharusnya untuk dirasakan? 



Hanya karena seseorang memberikanku segelas air ketika haus dan sesuap nasi ketika lapar atau bahkan berusaha membuatku senyum disaat semuanya terasa tidak baik-baik saja, aku akan berbalas memberikan kehidupanku untuknya, selama dia melakukan semua itu atas dasar senang bukan beban. 


Aku bukan orang yang tidak tahu terima kasih, aku bukan pribadi yang tidak tahu berbalas budi, semuanya diperhitungkan. 

Begitupun disaat ada orang yang berbuat tidak baik hanya karena atas dasar ego pribadi dan atas perasaan tidak suka bukan karena rugi atau terganggu apalagi tersinggung, aku bisa membalasnya setimpal dengan apa yang sudah dia lakukan. Tapi, 


Tapi ada kalanya semua itu tidak harus aku lakukan, karena aku selalu percaya dengan hukum alam, hukum tanam tuai, mungkin aku hanya diam dan memaafkan, tapi apakah alam akan melakukan hal yang sama? 




Tapi, lagi, 


"Kenapa aku bisa bertahan sejauh ini?"


Untuk memaafkan orang lain, aku sudah memaafkan diriku sendiri. 

Untuk membahagiakan orang lain, aku sudah cukup membahagiakan diriku sendiri, apalagi kebahagiaanku bertambah jika benar-benar bisa membuat orang disekitarku merasakan bahagia dengan hal-hal kecil yang aku lakukan. 


Ya, aku tidak pernah menyimpan dendam. 

 Itu hal sederhana yang membuatku semakin hari semakin bertambahnya kekuatan yang ada didalam diri agar aku lebih siap dengan banyak kemungkian yang akan terjadi kedepannya. 


I love myself, sebelum aku bisa mencintai orang lain. 

I forgive myself, sebelum aku memaafkan orang lain.


"Aku Memberikan Maaf Untuk Hidupku"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar kamu disini!👇✌️😁