Chapter 19

46 30 58
                                    

***
.
.
.
Sebelum lanjut membaca, jangan lupa untuk vote dan juga sampaikan kritik dan juga saran di kolom komentar yaaa..😍
.
.
🌷🌸💮 HAPPY READING 💮🌸🌷

***

Saat itu matahari sudah terbit, aku yang sudah terbangun sejak dini hari mencari handphone ku dan berniat untuk memeriksa apakah ada pesan dari Rio atau tidak. Setelah aku periksa, ternyata benar. Rio memberi tahu ku, bahwasannya pesawat yang ia naiki sudah lepas landas menuju ke tempat tujuan, yaitu Jakarta.

Aku yang membaca pesan dari Rio pun bersiap-siap untuk kemudian aku menjemputnya di Bandara Soekarno-Hatta. Sebelum aku berangkat menuju Bandara, aku memutuskan untuk menelpon Mama lewat video call kembali.

*Tut...Tut...Tut...
*Suara telpon menyambung

"Halo Assalamu'alaikum sal?"

"Wa'alaikumsalam maaaaa. Ma-ma, Salman ada berita baru loh ma," Jawabku dengan sangat antusias karena akan menceritakan kejadian kemarin pada Mama.

"Kemarin tumben banget sih ma, gak nelpon balik Salman? Jadi curiga aku," Lanjutku.

"Ye... Mama itu habis jemput adek kamu tuh, terus ya biasalah, jalan-jalan." Jelasnya padaku.

"Ya udah deh bodoamat. Mama mau denger berita bagus gak ma?"

"Berita apa sih ah?" Tanya mama dengan nada agak kesal karena aku yang tidak to the point pada Mama.

"Tapi aku mau nanya dulu ma. Kalo nikah itu, enaknya udah punya rumah dulu, atau punya mobil ya ma?" Tanya ku pada mama dan berharap mama memberikan ku saran atas pertanyaanku pada mama.

"Ngaco aja kamu tuh. Kalo mau nikah, ya harus ada calon nya dulu lah. Gitu aja pake nanya." Jawab mama dengan nada judes khas Mama.

Aku yang mendengar jawaban Mama itu pun hanya tertawa kecil.

"Nah... itu dia yang mau aku kasih tau ke Mama, aku udah nemu calonnya ma."

"Halah, palingan juga omong doang."

"Beneran ma, nih buktinya." Aku menunjukkan kertas berbentuk kartu yang berisikan alamat rumah Iren yang Delia berikan kemarin sore.

"Alamat siapa tuh?" Mama memperhatikan apa yang aku perlihatkan pada handphone dengan seksama dan sembari menyipitkan matanya.

"Alamat rumah calon mantumu," Jawabku sembari tersenyum pada Mama.

"Bercanda kan kamu sal?" Tanya mama dengan ekspresi yang tidak yakin padaku.

"Astaghfirullah ma..."

"Ya udah deh gini aja, Salman cuman mau minta restu sama Mama, hari ini Rio mau temuin aku dan nanti rencananya besok, aku sama Rio mau datengin orang yang alamat rumahnya tertulis di sini."

"Salman juga minta doa nya dari Mama, semoga Salman bisa ketemu sama calon mantumu itu ya ma," Lanjutku pada Mama.

Mama hanya terdiam lantaran terkejut mendengar semua yang telah aku jelaskan pada Mama barusan. Mama seperti tak percaya akan apa yang aku bicarakan padanya. Ia hanya terdiam dengan mengernyitkan sedikit dahinya dan nampak bingung.

"Kamu... serius sal?"

Aku tak menjawab pertanyaan Mama, aku hanya tersenyum dan menganggukan kepala pertanda aku menjawab 'iya'

Mama pun tersenyum senang dan dengan ekspresi yang masih sedikit tak percaya padaku.

"Kalo emang iya bener, Mama bakalan kasih kamu doa yang terbaik ya sayang. Semoga dia juga perempuan yang baik, dan kamu bisa segera ketemu sama dia ya."

Cahaya Doa-doa MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang