Lagu dolanan menjadi bagian dari kebudayaan Jawa yang sarat akan nilai-nilai lokal. Tembangnya biasa dinyanyikan pada saat melakukan sebuah permainan tradisional. Salah satu lagu dolanan yang tak lekang oleh waktu adalah Gundul-gundul Pacul.
Lagu Gundul-gundul Pacul adalah tembang dolanan yang sangat populer di Indonesia, khususnya di Jawa bagian tengah. Meski memiliki nuansa humor yang jenaka, liriknya juga mengandung filosofi tersendiri yang cukup mendalam.
Lalu, siapa yang menciptakan lagu Gundul-gundul Pacul? Bagaimana makna liriknya? Yuk, simak penjelasan di bawah ini yang sudah dihimpun detikJogja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lirik Lagu Gundul-gundul Pacul
Sebelum menelusuri sejarah penciptaan lagu dolanan ini, berikut adalah syair lagu Gundul-gundul Pacul beserta terjemahannya yang pastinya sudah familiar di telinga para generasi milenial.
Gundul gundul pacul cul, gembelengan
(Gundul-gundul cangkul, sembrono)
Nyunggi nyunggi wakul kul, gembelengan
(Membawa bakul di atas kelapa, sembrono)
Wakul ngglimpang segane dadi sak ratan
(Bakul terguling, nasinya tumpah sehalaman)
Wakul ngglimpang segane dadi sak ratan
(Bakul terguling, nasinya tumpah sehalaman)
Sejarah Lagu Gundul-gundul Pacul
Menyadur dari jurnal Pemimpin Ideal dalam Perspektif Syair Gundul-gundul Pacul karya M. Indra Saputra, tembang ini diciptakan oleh Sunan Kalijaga pada sekitar tahun 1400-an Masehi. Sunan Kalijaga merupakan salah satu dari Wali Songo yang berperan penting dalam menyebarkan ajaran agama Islam di Indonesia, khususnya di Jawa Tengah.
Sunan Kalijaga dikenal dengan metode dakwahnya yang menggunakan kesenian serta kebudayaan lokal. Dikutip dari Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Tsanawiyah oleh Fida' Abdillah dan Yusak Burhanudin, Sunan Kalijaga meyakini apabila suatu kepercayaan diserang, masyarakat justru cenderung menjauh.
Oleh karena itu, pendekatannya dilakukan secara bertahap sambil mempengaruhi mereka. Sunan Kalijaga yakin bahwa dengan pemahaman yang baik terhadap Islam, kebiasaan lama akan secara alami menghilang. Tak heran bahwa ajaran Sunan Kalijaga bersifat sinkretis atau gabungan dalam memperkenalkan Islam, di mana beliau menggunakan seni ukir, wayang, gamelan, dan seni suara suluk sebagai sarana dakwah.
Dari sekian banyak karyanya, beberapa lagu suluk ciptaannya yang terkenal, seperti Lir-Ilir dan Gundul Gundul Pacul menjadi bagian dari upaya beliau dalam menyampaikan ajaran Islam secara lebih inklusif dan mendalam melalui keberagaman seni dan budaya.
Makna Lagu Gundul-gundul Pacul
Lagu Gundul-gundul Pacul ternyata memiliki makna mendalam, meskipun terdengar ceria dengan iringan musik yang penuh kegembiraan. Sebenarnya, lagu ini merupakan nasihat dari Sunan Kalijaga kepada para pemimpin Jawa untuk memprioritaskan kesejahteraan rakyat.
Kata gundul dalam lagu ini merujuk pada kepala plontos tanpa rambut yang merupakan lambang kehormatan dan kemuliaan seseorang. Di sisi lain, pacul adalah cangkul, yaitu alat pertanian yang menjadi simbol rakyat kecil, khususnya para petani.
Ini berkaitan dengan konsep papat kang ucul menggambarkan empat hal yang sangat penting, yaitu penggunaan mata untuk melihat kesulitan rakyat, telinga untuk mendengar nasihat, hidung untuk mencium kebaikan, dan mulut untuk berkata-kata yang adil.
Gembelengan yang berarti besar kepala, sombong, dan bermain-main dengan kehormatannya menunjukkan bahwa seorang pemimpin sejati bukanlah yang diberi mahkota, melainkan yang membawa pacul untuk bekerja keras demi kesejahteraan rakyatnya. Namun, jika empat hal di atas lepas, maka kehormatan juga akan hilang.
Bagian nyunggi nyunggi wakul kul, gembelengan melambangkan sikap menjunjung amanah rakyat, tetapi jika sikapnya sombong, maka amanah tersebut akan terguling seperti bakul yang jatuh. Hasilnya menjadi berantakan dan tidak bermanfaat lagi untuk kesejahteraan rakyat.
Dengan demikian, lagu ini mengajarkan bahwa seorang pemimpin harus menjaga amanahnya dengan baik, tidak menyombongkan diri, dan menghindari sikap congkak. Kesombongan dapat membuat amanah tersebut terguling, menjadi sia-sia, dan tidak memberikan manfaat bagi rakyat.
Demikian penjelasan mengenai sejarah lagu Gundul-gundul Pacul buatan Sunan Kalijaga yang memiliki makna mendalam. Semoga bermanfaat!
Artikel ini ditulis oleh Jihan Nisrina Khairani Peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(aku/dil)
Komentar Terbanyak
Terungkap! Ini Modus Remaja Bakar 3 Gerbong KA di Stasiun Tugu Jogja
Motif Pembakar 3 Gerbong di Stasiun Tugu: Sakit Hati Diturunkan 9 Kali dari KA
RK Belum Pernah Diperiksa tapi Rumahnya Digeledah, Pimpinan KPK Bilang Begini